Bacaan Surat Yasin Komplit Ayat 1-83 Artikel Arab, Latin, serta Bahasanya

Bacaan Surat Yasin Komplit Ayat 1-83 Artikel Arab, Latin, serta Penerjemahannya

Berikut bacaan surat Yasin komplit ayat 1-83 dalam artikel Arab dan latin, beserta penerjemahannya.

Surat ini termasuk kategori surat Makkiyah dan diwariskan setelah surat Al Jinn.

Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Qur\’an yang terdiri dari 83 ayat.

Surat ini dinamai Ya Sin sebab diawali dua alfabet Arab, Ya dan Sin.

Bacaan Surat Yasin

Berikut bacaan surat Yasin ayat 1-83, dikutip dari quran.kemenag.go.id:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

يٰسۤ ۚ 1

yā sīn

Ya Sin

Iklan untuk Anda: Berkeinginan hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Inilah caranya

Advertisement by

2. وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

wal-qur`ānil-ḥakīm

Demi Al-Qur\’an yang penuh hikmah,

3. اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

innaka laminal-mursalīn

sungguh, engkau (Muhammad) ialah salah seorang dari rasul-rasul,

4. عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

\’alā ṣirāṭim mustaqīm

(yang berada) di atas jalan yang lurus,

5. تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ

tanzīlal-\’azīzir-raḥīm

(sebagai wahyu) yang diwariskan oleh (Allah) Tuhan Mahaperkasa, Yang Penyayang,

6. لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ

litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn

supaya engkau memberi peringatan terhadap suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberikan peringatan, sebab itu mereka lalai.

7. لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

laqad ḥaqqal-qaulu \’alā akṡarihim fa hum lā yu`minụn

Sungguh, pasti berlaku perkataan (sanksi) kepada kebanyakan mereka, sebab mereka tak beriman.

8. اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

innā ja\’alnā fī a\’nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn

Sungguh, Kami sudah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, sebab itu mereka tertengadah.

9. وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

wa ja\’alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā yubṣirụn

Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tak bisa mengamati.

10. وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

wa sawā`un \’alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn

Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan terhadap mereka atau engkau tak memberi peringatan terhadap mereka, mereka tak akan beriman juga.

11. اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

innamā tunżiru manittaba\’aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring karīm

Sebenarnya engkau cuma memberi peringatan terhadap orang-orang yang ingin mencontoh peringatan dan yang takut terhadap Yang Tuhan Ilahi Pengasih, meskipun mereka tak memandang-Nya. Karenanya kasihlah mereka informasi bahagia dengan ampunan dan pahala yang mulia.

12. اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn

Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang sudah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan seluruh sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang terang (Lauh Mahfuzh).

13. وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ

waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā`ahal-mursalụn

Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, adalah penduduk suatu negeri, saat utusan-utusan datang terhadap mereka;

14. اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ

iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa \’azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn

(adalah) saat Kami mengutus terhadap mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, karenanya ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami yaitu orang-orang yang diutus kepadamu.”

15. قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai`in in antum illā tidakżibụn

Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kau ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Maha Yang Pengasih tak menurunkan sesuatu apa malahan; kau hanyalah pendusta belaka.”

16. قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ

qālụ rabbunā ya\’lamu innā ilaikum lamursalụn

Mereka berkata, “Ilahi kami mengenal sebenarnya kami merupakan utusan-utusan(-Nya) terhadap kau.

17. وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

wa mā \’alainā illal-balāgul-mubīn

Dan keharusan kami hanyalah mempersembahkan (instruksi Allah) dengan terang.”

18. قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

qālū innā taṭayyarnā bikum, la`il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā \’ażābun alīm

Mereka menjawab, “Sebenarnya kami bernasib malang sebab kau. Sungguh, apabila kau tak stop (menyeru kami), niscaya kami rajam kau dan kau pasti akan menikmati siksa yang pedih dari kami.”

19. قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

qālụ ṭā`irukum ma\’akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn

Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kau itu yaitu sebab kau sendiri. Apakah sebab kau diberikan peringatan? Mengapa kau yaitu kaum yang melampaui batas.”

20. وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

wa jā`a min aqṣal-madīnati rajuluy yas\’ā qāla yā qaumittabi\’ul-mursalīn

Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas ia berkata, “Jikalau kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.

21. اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔

ittabi\’ụ mal lā yas`alukum ajraw wa hum muhtadụn

Ikutilah orang yang tak minta imbalan kepadamu; dan mereka yaitu orang-orang yang mendapatkan pedoman.

22. وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

wa mā liya lā a\’budullażī faṭaranī wa ilaihi turja\’ụn

Dan tak ada alasan bagiku untuk tak menyembah (Allah) yang sudah menciptakanku dan cuma terhadap-Nyalah kau akan dikembalikan.

23. ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ

a attakhiżu min dụnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni \’annī syafā\’atuhum syai`aw wa lā yungqiżụn

Hakekatnya saya akan menyembah yang maha kuasa-yang maha kuasa kecuali-Nya? Hakekatnya (Allah) Ilahi Tuhan Pengasih menghendaki musibah terhadapku, pasti pertolongan mereka tak bermanfaat sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tak bisa menyelamatkanku.

24. اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

innī iżal lafī ḍalālim mubīn

Hakekatnya bila saya (berperilaku) semacam itu, pasti saya berada dalam kesesatan yang kongkret.

25. اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ

innī āmantu birabbikum fasma\’ụn

Sebetulnya saya sudah beriman terhadap Tuhanmu; karenanya dengarkanlah (pengakuan keimanan)-ku.”

26. قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ

qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya\’lamụn

Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Maka (laki-laki itu) berkata, “Mengenal bagusnya jikalau kaumku mengenal,

27. بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ

bimā gafara lī rabbī wa ja\’alanī minal-mukramīn

apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menciptakan saya termasuk orang-orang yang sudah dimuliakan.”

28. ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ

wa mā anzalnā \’alā qaumihī mim ba\’dihī min jundim minas-samā`i wa mā kunnā munzilīn

Dan sesudah ia (meninggal), Kami tak menurunkan suatu pasukan bahkan dari langit terhadap kaumnya, dan Kami tak perlu menurunkannya.

29. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ

ing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum khāmidụn

Maka ada azab kepada mereka namun dengan satu teriakan saja; karenanya segera itu mereka mati.

30. يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

yā ḥasratan \’alal-\’ibād, mā ya`tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahzi`ụn

Mengetahui besar penyesalan kepada hamba-hamba itu, tiap datang seorang rasul terhadap mereka, mereka senantiasa memperolok-olokkannya.

31. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

a lam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji\’ụn

Tidakkah mereka mengenal berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang sudah Kami binasakan. Orang-orang (yang sudah Kami binasakan) itu tak ada yang kembali terhadap mereka.

32. وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

wa ing kullul lammā jamī\’ul ladainā muḥḍarụn

Dan tiap-tiap (umat), semuanya akan dihadapkan terhadap Kami.

33. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ

wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya`kulụn

Dan suatu pertanda (kebesaran Allah) bagi mereka ialah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, karenanya dari (biji-bijian) itu mereka makan.

34. وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ

wa ja\’alnā fīhā jannāregu min nakhīliw wa a\’nābiw wa fajjarnā fīhā minal-\’uyụn

Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya sebagian mata air,

35. لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

liya`kulụ min ṡamarihī wa mā \’amilat-hu aidīhim, a fa lā yasykurụn

supaya mereka bisa makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Karenanya kenapa mereka tak berterima kasih?

36. سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

sub-ḥānallażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya\’lamụn

Mahasuci (Allah) yang sudah menjadikan semuanya berpasang-pasangan, bagus dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, ataupun dari apa yang tak mereka kenal.

37. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ

wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụn

Dan suatu petunjuk (kebesaran Allah) bagi mereka yaitu malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, karenanya langsung itu mereka (berada dalam) kegelapan,

38. وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-\’azīzil-\’alīm

dan sang surya berjalan di daerah sirkulasinya. Demikianlah ketentuan (Allah) Tuhan Mahaperkasa, Yang Hakekatnya.

39. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā \’āda kal-\’urjụnil-qadīm

Dan sudah Kami tetapkan daerah sirkulasi bagi bulan, sehingga (sesudah dia hingga ke daerah sirkulasi yang terakhir) kembalilah dia seperti wujud tandan yang tua.

40. لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn

Tidaklah mungkin bagi sang surya mengejar bulan dan malam malah tak bisa mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

41. وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụn

Dan suatu pertanda (kebesaran Allah) bagi mereka merupakan bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh beban,

42. وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabụn

dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai.

43. وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

wa in nasya` nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yungqażụn

Dan seandainya Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka. Karenanya tak ada penolong bagi mereka dan tak (pula) mereka diselamatkan,

44. اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ

illā raḥmatam minnā wa matā\’an ilā ḥīn

tapi (Kami selamatkan mereka) sebab rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup hingga waktu tertentu.

45. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

wa iżā qīla lahumuttaqụ mā baina aidīkum wa mā khalfakum la\’allakum tur-ḥamụn

Dan jika dikatakan terhadap mereka, “Takutlah kau akan siksaan yang di hadapanmu (di dunia) dan siksa yang akan datang (akhirat) supaya kau mendapatkan rahmat.”

46. وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

wa mā ta`tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ \’an-hā mu\’riḍīn

Dan tiap-tiap kali suatu petunjuk dari pedoman-pertanda (kebesaran) Maha datang terhadap mereka, mereka senantiasa berpaling darinya.

47. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

wa iżā qīla lahum anfiqụ mimmā razaqakumullāhu qālallażīna kafarụ lillażīna āmanū a nuṭ\’imu mal lau yasyā`ullāhu aṭ\’amahū in antum illā fī ḍalālim mubīn

Dan kalau dikatakan terhadap mereka, “Infakkanlah beberapa rezeki yang dikasih Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata terhadap orang-orang yang beriman, “Apakah layak kami memberi makan terhadap orang-orang yang sekiranya Allah menghendaki Maka akan memberinya makan? Kau benar-benar dalam kesesatan yang kongkrit.”

48. وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

wa yaqụlụna matā hāżal-wa\’du ing kuntum ṣādiqīn

Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, “Kapan komitmen (hari berbangkit) itu (terjadi) apabila kau orang yang benar?”

49. مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ

mā yanẓurụna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta`khużuhum wa hum yakhiṣṣimụn

Mereka cuma menunggu satu teriakan, yang akan memusnahkan mereka dikala mereka sedang adu jotos.

50. فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ

fa lā yastaṭī\’ụna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji\’ụn

Sehingga mereka tak kapabel membikin suatu wasiat dan mereka (juga) tak bisa kembali terhadap keluarganya.

51. وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ

wa nufikha fiṣ-ṣụri fa iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụn

Lalu ditiuplah sangkakala, karenanya segera itu mereka keluar dari kuburnya (dalam situasi hidup), menuju terhadap Tuhannya.

52. قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

qālụ yā wailanā mam ba\’aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa\’adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụn

Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari daerah tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Maha Yang Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).

53. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

ing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum jamī\’ul ladainā muḥḍarụn

Teriakan itu cuma sekali saja, karenanya segera itu mereka segala dihadapkan terhadap Kami (untuk dihisab).

54. فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai`aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta\’malụn

Karenanya pada hari itu seseorang tak akan dirugikan sedikit malahan dan kau tak akan dikasih balasan, selain pantas dengan apa yang sudah kau kerjakan.

55. اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ

inna aṣ-ḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihụn

Sebetulnya penghuni surga pada hari itu bersenang-bersuka cita dalam aktivitas (mereka).

56. هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ

hum wa azwājuhum fī ẓilālin \’alal-arā`iki muttaki`ụn

Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam daerah yang sejuk, bersandar di atas dipan-dipan.

57. لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ

lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda\’ụn

Di surga itu mereka mendapat buah-buahan dan mendapatkan apa saja yang mereka inginkan.

58. سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

salām, qaulam mir rabbir raḥīm

(Maka mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Ilahi Kuasa Tuhan Penyayang.

59. وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimụn

Dan (dikatakan terhadap orang-orang kafir), “Berpisahlah kau (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, duhai orang-orang yang berdosa!

60. اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

a lam a\’had ilaikum yā banī ādama al lā ta\’budusy-syaiṭān, innahụ lakum \’aduwwum mubīn

Bukankah Dia sudah memerintahkan kepadamu aduhai si kecil cucu Adam supaya kau tak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang kongkrit bagi kau,

61. وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

wa ani\’budụnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm

dan hendaklah kau menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.”

62. وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ

wa laqad aḍalla mingkum jibillang kaṡīrā, a fa lam tidakụnụ ta\’qilụn

Dan sungguh, dia (setan itu) sudah menyesatkan beberapa besar di antara kau. Karenanya apakah kau tak paham?

63. هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

hāżihī jahannamullatī kuntum tụ\’adụn

Inilah (neraka) Jahanam yang dulu sudah diperingatkan kepadamu.

64. اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurụn

Masuklah ke dalamnya pada hari ini sebab dulu kau mengingkarinya.

65. اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

al-yauma nakhtimu \’alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasy-hadu arjuluhum bimā kānụ yaksibụn

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata terhadap Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian kepada apa yang dulu mereka kerjakan.

66. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ

walau nasyā`u laṭamasnā \’alā a\’yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirụn

Dan seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; sehingga mereka berlaga-perlombaan (mencari) jalan. Karenanya bagaimana mungkin mereka bisa memperhatikan?

67. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ

walau nasyā`u lamasakhnāhum \’alā makānatihim famastaṭā\’ụ muḍiyyaw wa lā yarji\’ụn

Dan kalau Kami menghendaki, pastilah Kami ubah format mereka di daerah mereka berada; sehingga mereka tak cakap berjalan lagi dan juga tak cakap kembali.

68. وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

wa man nu\’ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, a fa lā ya\’qilụn

Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan ia terhadap permulaan kejadian(nya). Karenanya kenapa mereka tak paham?

69. وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ

wa mā \’allamnāhusy-syi\’ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur`ānum mubīn

Dan Kami tak mengajari syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Qur\’an itu tak lain hanyalah pembelajaran dan Kitab yang terang,

70. لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

liyunżira mang kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu \’alal-kāfirīn

supaya ia (Muhammad) memberi peringatan terhadap orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pasti ketentuan (siksaan) kepada orang-orang kafir.

71. اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ

a wa lam yarau annā khalaqnā lahum mimmā \’amilat aidīnā an\’āman fa hum lahā mālikụn

Dan tidakkah mereka mengamati bahwa Kami sudah mewujudkan binatang ternak untuk mereka, yakni beberapa dari apa yang sudah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?

72. وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ

wa żallalnāhā lahum fa min-hā rakụbuhum wa min-hā ya`kulụn

Dan Kami menundukkannya (binatang-binatang itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan beberapa untuk mereka makan.

73. وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

wa lahum fīhā manāfi\’u wa masyārib, a fa lā yasykurụn

Dan mereka mendapat berjenis-jenis manfaat dan minuman darinya. Karenanya kenapa mereka tak berterima kasih?

74. وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ

wattakhażụ min dụnillāhi ālihatal la\’allahum yunṣarụn

Dan mereka mengambil sesembahan kecuali Allah supaya mereka mendapatkan pertolongan.

75. لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ

lā yastaṭī\’ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụn

Mereka (sesembahan) itu tak bisa membantu mereka; sedangkan mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu.

76. فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ

fa lā yaḥzungka qauluhum, innā na\’lamu mā yusirrụna wa mā yu\’linụn

Karenanya jangan hingga ucapan mereka membikin engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengenal apa situs slot yang sering jackpot mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

77. اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

a wa lam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa iżā huwa khaṣīmum mubīn

Dan tidakkah manusia melihat bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, rupanya ia menjadi musuh yang kongkrit!

78. وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-\’iẓāma wa hiya ramīm

Dan ia membikin perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; ia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang, yang sudah hancur luluh?”

79. قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

qul yuḥyīhallażī ansya`ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin \’alīm

Katakanlah (Muhammad), “Kuasa akan menghidupkannya yakni (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Maka Tuhan Sebetulnya seputar semua makhluk,

80. ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

allażī ja\’ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa iżā antum min-hu tụqidụn

ialah (Allah) yang mewujudkan api untukmu dari kayu yang hijau, karenanya lantas itu kau nyalakan (api) dari kayu itu.”

81. اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

a wa laisallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin \’alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-\’alīm

Dan bukankah (Allah) yang menjadikan langit dan bumi, cakap menghasilkan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang telah hancur itu)? Benar, dan Maka Yang Pencipta, Kuasa Sesungguhnya.

82. اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

innamā amruhū iżā arāda syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn

Hakekatnya urusan-Nya jika Maka menghendaki sesuatu Maka cuma berkata kepadanya, “Jadilah!” Karenanya jadilah sesuatu itu.

83. فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

fa sub-ḥānallażī biyadihī malakụtu kulli syai`iw wa ilaihi turja\’ụn

Karenanya Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas seluruh sesuatu dan terhadap-Nya kau dikembalikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *